Selasa, 21 Agustus 2012

Bahagianya Istriku Lulusan S3

Sebenarnya tulisan ini tidak terlalu penting….kawan kawan saya ketika sekolah dulu ada 2 orang yang sekarang sudah meraih gelar doktor dan sepertinya selama proses pendidikan mereka baik baik saja denagn suaminya yang terakhir saya ketahui masih berpendidikan S1 dan tidak ada tendensi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi….(semoga sekarang pun mereka tetap berbahagia dan tambah berbahagia denagn apa yang Allah rizkikan pada keluarganya), sepupu saya juga S2 dan suaminya S1, tapi mereka nampak baik baik saja….tapi nampaknya ada juga ya anggapan bahwa sulit untuk mempertahankan rumah tangga jika jenjang pendidikan istri lebih tinggi dari suaminya….
Apa yang saya kemukakan berikutnya hanya untuk mengingatkan kembali sebenarnya bagaimana duduk perkara masalah ini di dalam Islam ( boleh gak sih si istri lebih tinggi pendidikannya dibandingkan suaminya) dan kira kira kemungkinan apa saja yang menyebabkan masalah ini tidak bisa diselesaikan….(kenyataannya setelah sang istri S3 jadi berpisah…atau rengggang hubungan dengan suami yang S1)….
Jawabannya dalam Islam tentu saja boleh  dan boleeeh sekali jika istri lebih tinggi pendidikannya…kan Rasul sudah contohkan dengan Siti Khadijah, beliau sangat terpandang kedudukannya, pandai dan kaya…..siapa yangn tidak senang jika istri adalah seseorang yang cerdas, gigih (kalau tidak gigih dalam belajar gak mungkin sampai S3 kan sekolahnya…), dan memiliki segudang potensi….seharusnya sang suami bangga memiliki istri yang pandai…..apalagi yang dapat membantu menegakkan Islam di dalam dan di luar rumah tangganya…..
Dalam Islam memang ada istilah se kufu, atau setara, tapi maksud sekufu di sini dilihat dari ketaqwaan, bukan dari kepandaian kekayaan atau sesuatu yang lahiriah…sebaiknya sekufu (tapi tidak diharamkan juga yang tidak sekufu koq…) maksudnya taraf keimanannya hampir sama… kalau pun tidak sebenarnya doa seorang istri atau suami yang soleh juga ok untuk menaikkan tingkat keimanan pasangannya… hanya mereka harus bekerja sedikit lebih keras….
Tapi dalam Islam spesifikasi yang dibutuhkan dalam berkeluarga adalah yang laki laki mampu menjadi pemimpin rumah tangga dan yang wanita menjadi mentrinya….terlepas dari siapa pun istrinya, laki laki harus dapat memimpinnya denagn baik, memanfaatkan segudang potensinya utnuk menyelamatkannya di dunia dan akhirat, sementara wanita sebaiknya mampu menempatkan dirinya, menjadi tim sukses suami utnuk menegakkan islam dalam keluarga dan masyarakat…kalau sudah kompak begini Insya Allah terlihat keren di dalam dan keren di luar….