Senin, 03 Desember 2012

Allah Maha Mengetahui Apa Yang Ada Dalam Hati

Banyak ayat ayat dalam Alquran yang menerangkan tentang betapa Allah maha mengetahui apa yang ada di dalam hati kita.... bahkan jika kita tidak tahu apa perasaan kita, Allah mengetahuinya, dan Dia mengetahui bukan saja apa yang kita rasakan pada saat ini tapi juga apa yang akan kita rasakan di masa mendatang.....

Masalah perasaan tidak dapat dijelaskan denagn ilmu fiqih, ia begitu halus, tapi ia ada dan berpengaruh pada kehidupan kita,pada apa yang kita perbuat bahkan pada amal ibadah kita...Tapi kita memiliki satu keterbatasan dalam masalah rasa, kita tidak mampu untuk melihat rasa dalam hati seseorang, bahkan terkadang tidak sadar apa yang kita rasakan dalam hati kita. Dengan keterbatasan ini kita mendapatkan kemudahan kemudahan dari Allah seperti: untuk mengambil keputusan atau menilai sesuatu kita tidak perlu sampai ke masalah rasa karena kita tidak mampu mengetauhinya.Apa apa yang terlihat, terdengar secara nyata itu saja dapat menjadi hujjah bagi kita untuk melakukan sesuatu. Dari situ lahirlah ilmu fiqih.

Ketika kita menetapkan hukum pada sesuatu atau perlu mengambil keputusan atas situasi yang ada, ilmu fiqih saja cukup. Contohnya: ketika kita melihat air dalam ember yang berasal dari keran air, jika dalam ember tersebut tidak ada kotoran atau najis lainnya, itu sudah menjadi hujjah yang cukup bagi kita untuk mengambil wudhu dari air tersebut... kita tidak akan mampu mengetahui secara persis apakah riwayat air itu sebelumnya kecuali kita betul betul melihat bukti yang jelas tentang suci atau najisnya air tersebut.Atau ketika kita melihat ada maling ayam, kita melihat ayam yang dicuri itu berada di tangannya dan ada saksi yang melihatnya mengambil ayam, kita dapat mengambil kesimpulan kalau memang dia mencuri ayam...itulah hukum fiqih... Selama ini hukum fiqih telah mampu menjadi alat penegak hukum bagi para qadhi sejak zaman Rasulullah.

Tapi apakah sama penilaian kita dengan penilaian Tuhan?? tentu tidak....tidak akan sama penilaian seorang hamba denagn penilaian Penciptanya....Hal ini disampaikan dalam hadits Rasul di :

http://pribaditaat.blogspot.com/2011/09/tujuh-langit-tujuh-malaikat-penjaga-dan_22.html

Dimana Allah berfirman, 'Kalian adalah malaikat Hafadzah yang menjaga amal-amal hamba-Ku, dan Aku adalah Sang Pengawas, yang memiliki kemampuan dalam mengamati apa-apa yang ada di dalam jiwanya. Sesungguhnya dengan amalannya itu, sebenarnya dia tidak menginginkan Aku. Dia menginginkan selain Aku...! Dia tidak mengikhlaskan amalannya bagi-Ku. Dan Aku Maha Mengetahui terhadap apa yang dia inginkan dari amalannya tersebut. Laknatku bagi dia yang telah menipu makhluk lainnya dan kalian semua, namun Aku sama sekali tidak tertipu olehnya. Dan Aku adalah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib, Yang memunculkan apa-apa yang tersimpan di dalam kalbu-kalbu. Tidak ada satu pun di hadapan-Ku yang tersembunyi, dan tidak ada yang samar di hadapan-Ku terhadap segala yang tersamar..... Pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang belum terjadi. Pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang telah berlalu sama dengan pengetahuan-Ku terhadap yang akan datang. Dan pengetahuan-Ku terhadap segala sesuatu yang awal sebagaimana pengetahuan-Ku terhadap segala yang akhir. Aku lebih mengetahui sesuatu yang rahasia dan tersembunyi. Bagaimana mungkin hamba-Ku menipu-Ku dengan ilmunya. Sesungguhnya dia hanyalah menipu para makhluk yang tidak memiliki pengetahuan, dan Aku Maha Mengetahui segala yang ghaib. Baginya laknat-Ku....!!

Dari hadits tersebut Allah menunjukkan bahwa Ia Maha Mengetahui. Dan Ia menegaskan jangan coba coba untuk menipuNya... Ia mengetahui segalanya baik secara lahir dan batinnya. Kemanapun kita pergi bersembunyi, bagaimanapun kita mengingkari hati kita, Ia Tahu dan tidak ada tempat bagi kita untuk bersembunyi, dan segalanya akan ditunjukkanNya di hari perhitungan kelak. Itu sebabnya apa pun yang kita lakukan dalam kehidupan kita baik yang bersifat wajib sunnat dan mubah perlu dilakukan sebaik baiknya, tidak hanya dari segi lahirnya saja tapi juga dari segi batinnya karena Allah Maha Mengetahui secara lahir dan batin. Mari kita luruskan kembali niat kita dan perasaan kita dalam melakukan ibadah, hanya semata mata untuk mencari keredhoan Allah.

Mungkin itulah sebabnya ilmu dalam Islam tidak hanya fiqih, tapi juga Tauhid dan Tasawuf....kalau kita sudah menghindari dosa atau tidak berbuat dosa, jangan berbangga.....karena apa yang ada di hati, Tuhan lah yang Maha Mengetahui.....kalau kita sudah beramal, jangan dulu berbangga atau menganggap apa yang menjadi tugas kita sudah selesai atau bahkan merasa layak untuk mendapatkan pahala, karena Tuhan Maha Mengetahui apa yang ada dalam hati.

Mari kita ambil perumpamaan pada diri kita. Misalnya, kita mendapat hadiah dari seseorang... secara lahiriah, sudah sepatutnya kita senang mendapat hadiah.... tapi apakah kita tetap merasa senang jika sebenarnya orang yang memberikan hadiah kepada kita itu memberikannya secara terpaksa bahkan memberikannya denagn rasa tidak suka atau dia memberikan hadiah dengan harapan akan mendapatkan balasan......tentu saja kegembiraan kita menjadi berkurang.....


Kita harus memiliki rasa hati yang tepat dalam beribadah agar mendapatkan keselamatan di akhirat kelak.....Agar mendapat hati yang selamat, mendapatkan hati yang bersih dan dicintai oleh Allah, hati kita perlu dididik



Tidak ada komentar:

Posting Komentar